Kenapa saya katakan jangan diskusi dengan umat Islam jika ingin cerdas?
Karena umumnya umat Islam tidak tau apa artinya diskusi.
Diskusi bagi mereka identik dengan khutbah.
Apapun topiknya soal agama dan kehidupan,
Mereka melulu mengutip ayat-ayat Alquran sambil memberi nasehat.
Lalu kita diharapkan untuk saling mengangguk.
Tidak ada penalaran.
Apalagi pendalaman materi dengan kajian kritis.
Dan jika anda melakukan kajian kritis,
maka biasanya nasehat mereka akan meningkat:
“Apakah anda tidak akan mati?
Tidakkah anda takut azab Allah?
Sadarlah sobat. Hidup ini hanya sebentar.”
Apa yang bisa anda dapatkan dari perkataan seperti itu?
Apakah adrenalin diskusi anda jadi mengalir?
Apakah otak anda jadi berputar?
Bukankah yang anda inginkan dalam diskusi agama adalah rangsangan yang membangkitkan gairah berpikir? Untuk saling memperkaya penghayatan rasa keagamaan agar lebih menukik ke jantung spiritualitas? [sumber]
Karena umumnya umat Islam tidak tau apa artinya diskusi.
Diskusi bagi mereka identik dengan khutbah.
Apapun topiknya soal agama dan kehidupan,
Mereka melulu mengutip ayat-ayat Alquran sambil memberi nasehat.
Lalu kita diharapkan untuk saling mengangguk.
Tidak ada penalaran.
Apalagi pendalaman materi dengan kajian kritis.
Dan jika anda melakukan kajian kritis,
maka biasanya nasehat mereka akan meningkat:
“Apakah anda tidak akan mati?
Tidakkah anda takut azab Allah?
Sadarlah sobat. Hidup ini hanya sebentar.”
Apa yang bisa anda dapatkan dari perkataan seperti itu?
Apakah adrenalin diskusi anda jadi mengalir?
Apakah otak anda jadi berputar?
Bukankah yang anda inginkan dalam diskusi agama adalah rangsangan yang membangkitkan gairah berpikir? Untuk saling memperkaya penghayatan rasa keagamaan agar lebih menukik ke jantung spiritualitas? [sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar